YANG LEBIH DARIMU
Oleh: andri sugiana
Teruntuk kasihku nurfatimah
Yang lebih darimu
Yg sebenarnya tak penting bagiku
Hanya saja kau terus bertanya
Apa yg membuatku menaruh cinta
Yg lebih darimu
Bukanlah sebabTumbuhnya rasa
Asmara di hatiku
Pada hatimu
Yg lebih darimu
Meskipun bila itu tak ada
Tak akan membuat rasa ku berbeda
Kau tetaplah hawa ku
Yang lebih darimu
Tatapan mata sejuk mu
Sebening bulir embun di kelopak melati
Setajam taring belati
Yang lebih darimu
Lembut Bibir tipismu
Tidak hitam juga merah
Namun seringainya bagai rona mentari dikala pagi
Yang lebih darimu
Indah lesung pipimu
Serasi dengan bibirmu
Menambah cantik pemandangan wajahmu
Yang lebih darimu
Kelembutan sentuhmu
Cinta disetiap celah jari lentikmu
Dan kasih sayang di setiap garis telapak tangan mu
Yang lebih darimu
Butuh waktu yg harus ditunggu
Jika ku ucap satu persatu
Atau kutulis berbuku buku
Bukan yang lebih darimu
Alasanku di setiap doa
Agar rabb meridhoi
Jalanku berikhtiar untukmu
Semoga nanti saatnya tiba
Kukatakan qobiltu pada walimu
Bukanlah yang lebih darimu
Ghirahku memperbaiki diri
Tapi sabarmu ketika aku gelap
Dan tulusmu ketika aku terang
Juga ikhlasmu menerimaku apa adanya.
jakarta,29-05-2018.
sang seniman kata
lisan mu harimau mu, maka jadikanlah ia jinak dengan sastra
menu pilihan
- artikel (3)
- cerita pendek (5)
- chord gitar (1)
- esai (2)
- info sastra (2)
- lirik lagu (2)
- materi pelajaran b.indonesia (6)
- musikalisasi puisi (3)
- naskah drama (1)
- puisi (16)
Tuesday, May 29, 2018
Friday, September 15, 2017
Musikalisasi Puisi Walau Setetes Darah
Musikalisasi Puisi Walau Setetes Darah
by Potro Direjo
Subhanallah. Hati saya tergetar menyaksikan adik-adik SMU Jakarta ini membacakan puisi Aspar Paturusi “Walau Setetes Darah”. Dari keterangan yang ada, dikatakan bahwa puisi ini dibaca di acara Pesta Seni Pelajar Tingkat DKI Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta yang diselenggarakan di Graha Bakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki. Agak disayangkan, keterangan di halaman Youtube ini kurang lengkap, sehingga kita tidak tahu ini anak-anak SMU mana, dan tanggal berapa acara tersebut berlangsung. Melihat tanggal uploadnya, 14 Okt 2011, saya rasa acara tersebut berlangsung tak jauh sebelum tgl tsb.
Walau Setetes Darah
ada setetes darah
terjerembap di jalanan
ada setitik air mata
tersungkur di atas darah
darah ini darah siapa
airmata ini airmata siapa
hanya langit mendung memayunginya
tapi bumi tahu siapa yang empunya
jangan bersedih dedaunan
kicaumu jangan sendu hai burung
darah itu menetes dari roh nurani
butir airmata adalah belaian damai
jangan biarkan darah itu mengering
jangan abaikan titik airmata itu
walau cuma setetes darah dan airmata
dari sini awal kemerdekaan
dikumandangkan
Oleh Aspar Paturusi,
Jakarta, Agustus 1996.
link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=XbutaJVGIno
puisi panggilan rindu 1-karya angga nugraha malik
PANGGILAN RINDU 1
oleh: angga nugraha malik
Iya..
Inilah panggilan rindu..
Menyayat waktu dan mengikis ruang..
Dan terkadang memaksakan kehendak..
Inilah panggilan rindu..
Menyayat waktu dan mengikis ruang..
Dan terkadang memaksakan kehendak..
Iya..
Inilah panggilan rindu..
Suplemen penambah kasih sayang..
Namun terkadang berawal dari asupan nafsu..
Inilah panggilan rindu..
Suplemen penambah kasih sayang..
Namun terkadang berawal dari asupan nafsu..
Iya..
Inilah panggilan rindu..
Menyisir ke dalam jiwa..
Bahkan terkadang menggunting ketenangan..
Inilah panggilan rindu..
Menyisir ke dalam jiwa..
Bahkan terkadang menggunting ketenangan..
Aku, engkau, kita..
Tak peduli dia dan mereka..
Mulailah menata maaf..
Lalu buanglah sisa-sisa kehinaan..
Tak peduli dia dan mereka..
Mulailah menata maaf..
Lalu buanglah sisa-sisa kehinaan..
Garut,12 juli 2016
puisi Sebelas tiga puluh oleh angga nugraha malik
Sebelas tiga puluh
oleh: angga nugraha malik
Sebelas tiga puluh..
Bermandikan surya di sekujur tubuh..
Melangkah penuh yakin di tengah keraguan..
Mendaki penuh harap di tengah kebingungan..
Bermandikan surya di sekujur tubuh..
Melangkah penuh yakin di tengah keraguan..
Mendaki penuh harap di tengah kebingungan..
Inilah langkah kita..
Bernyanyikan desiran pasir di tengah kemarau..
Inilah dakian kita..
Bersambutkan rimbunan ilalang di tengah angin mengguruh..
Bernyanyikan desiran pasir di tengah kemarau..
Inilah dakian kita..
Bersambutkan rimbunan ilalang di tengah angin mengguruh..
Gemercik air menggigit daun telinga..
Menggaruk rasa dahaga..
Menahan perjalanan yang tengah berkata..
Sejenak terhenti tergoda rayuannya..
Menggaruk rasa dahaga..
Menahan perjalanan yang tengah berkata..
Sejenak terhenti tergoda rayuannya..
Nyanyian pasir pendingin telinga..
Tarian ilalang pencerah mata..
Berhiaskan gemercik air di tengah lukisan surya..
Berpadu menjadi siluet penutup cerita..
Tarian ilalang pencerah mata..
Berhiaskan gemercik air di tengah lukisan surya..
Berpadu menjadi siluet penutup cerita..
garut,13 september 2017
profil singkat pengarang:
angga nugraha malik, pemuda berkelahiran garut,29 April 1998 ini merupakan seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di garut, walaupun bukan berkecimpung khusus di bidang sastra, namun kegemarannya akan sastra menghasilkan beberapa karya berupa puisi yg cukup unik dan kritis, beberapa di antaranya telah di publikasikan di sangsenimankata.blogspot.com
facebook:https: www.facebook.com/angga.nugrahamalik.7
Thursday, August 24, 2017
Pengertian Notulen, Contoh Notulen, Membuat Notulen yang baik dan Benar dan Contoh Notulen Yang Benar dan Penjelasan Notula/Notulis
Pengertian Notulen, Contoh Notulen, Membuat Notulen yang baik dan Benar dan Contoh Notulen Yang Benar dan Penjelasan Notula/Notulis
A. Pengertian Notulen
Notulen adalah sebuatatan tentang perjalanan suatu kegiatan
baik rapat, seminar, diskusi, atau sidang yang dimulai dari awal sampai akhir
acara yang ditulis oleh seorang Notulis, yang akan dilaporkan oleh Ketua
kegiatan, dan akan dipertanggung jawabkan suatu saat pada seluruh anggota atau
peserta acara.
Notulen adalah naskah dinas yang membuat catatan jalannya
acara (kegiatan) mulai dari pembukaan, pembahasan masalah, sampai dengan
pengambilan keputusan, serta penutupan.
Notulen sekurang-kurangnya berisi:
B. Susunan Notulen
Susunan
kepala notulen dilakukan agar para notulis dapat dengan mudah mengerti
bagaimana cara penulisan notulen dengan baik dan benar. Selain itu, juga
agatr notulen dapat tersusun dengan rapi dan sistematis.
a. Kepala Notulen
Kepala Notulen merupakan bagian-bagian yang pertamakali harus diingat dalam penulisan tanpa tertinggal. Adapun kepala notulen terdiri atas :
- Nama atau tema yang akan dibahas
- Hari dan tanggal acara dilaksanakan
- Waktu (Jam) pelaksanaan acara
- Tempat pelaksanaan acara
- Acara saat berlangsung
- Unsur-unsur yang terlibat dalam rapat, yaitu :
- Ketua dan Wakil Ketua
- Sekretaris
- Notulis
- Peserta
Isi
Notulen merupakan suatu bagian dari susunan notulen yang isinya berupa
hal-hal yang dianggap penting dalam kegiatan tersebut, tanpa ada yang
tertinggal.Maksud dari pembuatan isi notulen adalah agar dapat
membedakan dari susunan matematis dalam notulen tersebut.
Adapun susunan sistimatika dalam penulisan notulen adalah :
Adapun susunan sistimatika dalam penulisan notulen adalah :
- Kata pembukaan
- Pembahasan
- Pembacaan Keputusan dari Hasil
- Waktu (Jam) penutupan
Bagian
Akhir dari notulen merupakan penulisan atau penjelasan tentang hal-hal
yang berada pada akhir penulisan notulen. Namun, walaupun letaknya
diakhir, pengertian dan kedudukannya sangat penting dalam penulisan
notulen.
Susunan sistematika dari bagian akhir notulen adalah :
- Nama Jabatan
- Tanda tangan
- Nama pejabat, pangkat, dan NIP
D. Penandatanganan
Penandatanganan
merupakan kumpulan tanda tangan orang-orang yang dianggap penting
terhadap pertanggung jawaban acara yang dilaksanakan.
Berikut adalah penjelasan tentang penandatanganan :
Berikut adalah penjelasan tentang penandatanganan :
Notulen
yang ditanda tangani oleh pejabat dilingkungan sekretariat daerah
dibuat dalam kertas ukuran folio dengan menggunakan kop naskah dinas
sekretariat.
Notulen yang ditanda tangani oleh pejabat dilingkungan satuan organisasi dibuat dalam kertas ukuran folio, dengan menggunakan kop naskah dinas satuan organisasi yang bersangkutan.
Notulen ditanda tangani oleh Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Notula.
Notulen yang ditanda tangani oleh pejabat dilingkungan satuan organisasi dibuat dalam kertas ukuran folio, dengan menggunakan kop naskah dinas satuan organisasi yang bersangkutan.
Notulen ditanda tangani oleh Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Notula.
Contoh
ORGANISASI SISWA INTRA SEKOLAH
SEKOLAH MENENGAH ATAS INSAN
BUDI
Jalan Maengket 46 Manado
NOTULEN RAPAT
Hari,
tanggal : Kamis, 9 Agustus 2007
Tempat : Ruang OSIS SMA Insan
Budi
Waktu :
12.00-13.00 WIT
Susunan
acara : 1. Pembukaan
2. Sambutan Kepala
Sekolah
3. Pembentukan
Panitia Peringatan HUT RI ke-61
4. lain-lain
5. penutup
Hasil Rapat
1.
Rapat
dibuka Ketua OSIS SMA Insan Budi pukul 12.00 WIT.
2.
Dalam
sambutannya, Bapak Kepala SMA Insan Budi memberi saran agar panitia
peringatan kemerdekaan RI dibentuk dengan anggota meliputi perwakilan setiap
kelas dan pengurus OSIS.
Perlu
diselelenggarakan beberapa lomba seni, olahraga, dan lingkungan hidup yang
memberi motivasi sportivitas, aktivitas, dan kreativitas siswa.
Pembagiaan hadiah
bagi pemenang lomba dilaksanakan setelah upacara peringatan Hari Kemerdekaan
RI.
3.
Susunan
Panitia
Ketua Panitia : Oky Pradana Bolang
Wakil Ketua
Panitia : Tamara Ratulangi
Sekretaris : Alexandra Dotulong
Bendahara : Kristina Laila
Seksi Lomba
a. Seni Lukis : Andi Rizal
b. Seni Tari : Vina Rahasia
c. Bola Voli : Dony Mamesah
d. Sepak Bola : Rudi Mambo
e. Kebersihan Kelas : Cynthia Kawilarang
f. Keindahan Taman : Lia Sehertian
Jadwal
kegiatan
a.
Persiapan
lomba tanggal 10 Agustus 2007
b.
Rapat
panitia tanggal 11 Agustus 2007
c.
Pelaksanaan
lomba 12 s.d. 16 Agustus 2007
d.
Pemberian
hadiah 17 Agustus 2007
4.
Lain-lain
Vina Rahasia,
seksi lomba tari, mengusulkan agar pemenang lomba tari mendapat kesempatan
untuk mementaskan tariannya usai upacara HUT Kemerdekaan RI ke-61. Usul ini
diterima Ketua OSIS dan seluruh peserta rapat.
5.
Penutup
Rapat ditutup
dengan doa oleh Ketua OSIS SMA Insan Budi pukul 13.00 WIT.
Notulis,
Andri Sugiana
|
sumber:
http://akfil88.blogspot.co.id/2015/01/materi-pembelajaran-kelas-xi-sma.html
http://jayzsky.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-notulen-contoh-notulen.html
Wednesday, August 23, 2017
pengertian Drama beserta contoh naskahnya
DRAMA
Drama adalah karya sastra berbentuk
diaolog/tingkah laku (acting) yang dipentaskan.
Drama terdiri
dari unsur intrinsic dan ekstrinsik
v
Unsur intrinsik
ü
Alur adalah rangkaian peristiwa dan
konflik yang menggerakan jalan cerita melalui rumitan kea rah klimaks dan
selesaian.
Dalam
drama alur itu terbagi atas susunan babak dan adegan. Seperti juga bentuk
sastra lainnya, naskah drama di atas bergerak dari suatu permulaan, melalui
suatu bagian tengah, menuju suatu akhir. Dalam drama bagian-bagian ini
dikenal sebagai eksposisi, komplikasi, dan resolusi(denouement).
·
Eksposisi sesuatu cerita menentukan aksi
dalam waktu dan tempat; memperkenalkan para tokoh, menyatakan situasi siatu
cerita, mengajukan konflik yang akan dikembangkan dalam bagian utama cerita
tersebut
·
Komplikasi atau bagian tengah certa,
mengembangkan konflik. Pelaku utama menemukan rintangan-rintangan antara dia
dan tujuannya, dia mengalami aneka kesalahpahaman dalam perjuangan untuk
mennanggulangi rintangan ini
·
Resolusi atau denouement hendaklah muncul secara logis dari apa-apa yang telah
mendahuluinya di dalam komplikasi. Titik batas yang memisahkan komplikasi dan
resolusi, biasanya disebut klimaks (turning point).
ü
Penokohan
Tokoh-tokoh
dalam drama di klasifikasikan sebagai berikut
·
Tokoh
gagal/tokoh badut (the foil). Tokoh ini yang mempunyai pendirian yang
bertentangan dengan tokoh lain. Kehadirannya untuk mempertegas tokoh lain.
·
Tokoh
idaman (the type character). Tokoh ini berperan sebagai pahlawan dengan
karakter yang gagah, berkeadilan, atau terpuji.
·
Tokoh
statis (the static character). Tokoh ini memiliki peran yang tetap sama,
tanpa perubahan, mulai dari awal sampai akhir.
·
Tokoh
yang berkembang. Tokoh ini mengalami perkembangan selama cerita ini
berlangsung. Misalnya dari yang sangat setia menjadi tidak setia, dan
berkhianat
ü
Latar adalah keterangan mengenai
ruang dan waktu. Latar juga dapat dinyatakan yang melalui percakapan paras tokohnya.
Dalam pementasannya, latar dapat dinyatakan dalam tat panggung/tata cahaya.
ü
Bahasa dalam drama tidak hanya
sebagai media komunikasi antar tokoh namun juga bisa menggambarkan karakter
tokoh, latar, ataupun peristiwa yang sedang terjadi.
ü
Perlengkapan yaitu sejumlah fasilitas
diperlukan sebagai pelengkap cerita. Beberapa diantaranya panggung, pencahayaan,
dan system akustik.
v
Unsur ekstrisik
Segala sesutu yang di luar
drama namun berkaitan dengan carita tersebut. Unsur yang dimaksud antara
lain, adalah sosial, budaya, politik dll.
Dan menyebutkan nama-nama
pemeran, sutradara, scenario dll.
Ø
Langkah-langkah pementasan
drama
a.
Menyusun
naskah
b.
Melakukan
pembedahan secara bersama-sama terhadap isi naskah
c.
Calon
pemain membaca keseluruhan cerita sehingga dapat mengenali masing-masing
peran
d.
Melakukan
pemilihan peran
e.
Mendalami
peran yang akan dimainkan
f.
Sutradara
mengatur teknik pentas, yakni dengan cara mengarahkan dan mengatur pemain
g.
Pemain
menjalani latjhan secara lengkap, mulai dari dialog sampai pengaturan pentas
h.
Gladiresik
atau latihan terakhir sebelum pentas
i.
Pelaksanaan
pementasan sesuai dengan yang telah direncanakan.
Hal-hal lain yang terdapat pada
drama
·
Prolog, adalah pembuka menggambarkan
awal cerita dan kemunculan tokoh
·
Monolog, adalah percakapan tunggal
seorang tokoh dalam drama
·
Dialog, adalah percakapan yang
terjadi antar tokoh dalam drama
·
Epilog, adalah menggambarkan akhir
dan proses selesainya cerita.
contoh naskah drama
Contoh 1
Sinopsis: Tema kesehatan memang pantas untuk selalu
diangkat, mengingat banyak orang yang melepaskan dunia dengan mengalami
sakit parah. Hal ini tentu memberikan kita perhatian, sebab dampak
ditinggalkan orang terkasih melalui serangan penyakit. Tentunya memiliki
nilai trauma tersendiri bagi orang terdekat yang ditinggalkan.
Tema : Pendidikan
Judul : Kesehatan Sang Ibu
Pemeran :
- Ibu
- Fensa
- Noftavia
- Dokter
Naskah
Suatu ketika handphone Fensa bergetar di pagi hari, suatu hal yang
tidak lumrah sebab nomor yang etrtera adalah nomor kakanya, Noftavia.
Merasakan ada hal yang aneh, di pagi buta sudah menelfon padahal
biasanya cukup mengirimkan pesan singkat. Fensa langsung mengangkat pada
deringan yang pertama.
Fensa:”Halo.. Assalamu’alaikum..”
Noftavia:”Wa’alaikumsalam.. Dek, bisa pulang ke rumah sekarang?”
Fensa:”Ada apa mbak?”
Noftavia:”Pulang bisa pagi ini juga?”
Fensa:”Ada apa dulu, aku harus berangkat kerja. Kalau alasan tidak masuk tidak jelas bisa dikeluarkan!”
Noftavia:”Ibu dek, ibu masuik rumah sakit. Diabetesnya ternyata
belum sembuh total. Pulang dulu, tengok ibu. Siapa tahu keadaanya bisa
lebih baik.”
Seketika tumpah air mata Fensa medengar sang ibu, yang merupakan
pecutnya bekerja dengan giat. Kini terbaring di rumah sakit, ketakutan
itu seketika muncul. Namun fensa berusaha menepis dengan kuat.
Fensa:”Iya, aku pulang sekarang…!”
Telepon ditutup segera, Fensa langsung menymbar tas punggungnya ia
masukkan sepasang baju yang mudah diraih. Membawa barang seperlunya, dan
bergegas menuju ke halte bus terdekat. Sepanjang perjalanan, air mata
tak bis adibendung seperti air bah banjir Jakarta yang turun dari
wilayah Bogor. Fensa sudah tidak peduli dengan sekeliling yang terus
mengamati, sebab dalam benaknya hanya ada ibu, ibu, dan ibu. Tidak ada
yang lain lagi.
Setelah tiga jam perjalanan yang melelahkan dan panjang, akhirnya
Fensa sampai di rumah sakit di kabupaten kota kelahirannya. Ia bergegas
memencet nomor kakaknya, Noftavia menanyakan ruang rawat sang ibu.
Noftavia:”Di ruang manggis, kamar no 4 ya dek. Disini ada dokter yang masih memeriksa ibu..”
Fensa:”Iya kak..”
Sampailah Fensa di kamar sang ibu, di samping ranjang ada dokter
dan perawat serta kakanya tersayang. Sementara di ranjang pesakitan,
kini terbaring tubuh malaikat penyemangatnya selama ini. Kaget Fensa
melihat keadaan ibunya, namun sang ibu bukannya terlihat sakit tak
berdaya. Justrus eulas senyum tersungging penuh ikhlas dan penawar rasa
khawatir.
Fensa:”Ibu wajahnya kok bisa begini?”
Ibu:”Tidak apa-apa..”
Fensa:”Dok, ibu kok bisa begini kenapa?”
Dokter:”Ada komplikasi yang cukup rumit dari diabetes yang diderita ibu anda.”
Fensa:”Apa itu?”
Dokter:”Ada komplikasi di saluran pencernaan, yakni usus dan
lambung. Paling para komplikasi di ginjal. Sehingga membuat ibu anda
sukar membuang sampah dlaam tubuhnya mbak.”
Noftavia:”Sudah 2 hari kemarin ibu tidak bisa buang air kecil maupun besar, tidak juga bisa keluar keringat dek..”
Dokter:”cairan yang tidak bisa keluar, baik keringat maupun air
seni karen aginjal yang terganggu. Mengakibatkan kulit ibu anda
menggembung berisi cairan. Untuk sementara mengguankan infus khusus agar
bisa kencing dan berkeringat.”
Fensa:”Apakah bisa diatasi dok?”
Dokter:”Untuk sementara bisa dengan infus ini. Namun selebihnya semoga diberikan kemudahan dari-Nya!”
Noftavia:”Saya masih bingung dok, apa penyebab komplikasi ginjal ini?”
Dokter:”Dari hasil pemeriksaan, ibu saudara sepertinya sering
mengkonsumsi minuman instan. Padahal tidak baik bagi penderita diabetes,
penumpukan ini berakibat pada ginjal ibu anda.”
Terkejut sudah pasti, namun tetap saja hanya bisa tabah dan
berusaha menjalani cobaan ini dengan selalu berhusnuzdon pada-Nya. Sang
dokter meninggalkan ruangan, beserta perawatanya.
Noftavia:”Tadinya ingin rawat jalan saja agar lebih hemat, tapi
dokter tidak mengijinkan. Kondisi ibu tidak stabil dek, obat infus ini
mahalnya luar biasa. Ibu juga tidak mau makan nasi, hanya mau makan
buah. Itupun tidak seberapa jumlahnya.”
Tangisan kini berderai makin deras, Fensa tidak kuasa untuk tidak
menahannya. Merasa bersalah, membiarkan ibunya memperburuk kesehatan
yang sudah kurang baik sedari dulu oleh diabetes. Sang ibu memang gemar
minum minuman yang manis, apalagi jika minum minuman instan yang praktis
cara membuatnya. Namun nasi sudah menjadi bubur, berharap ibunya bisa
bertahan dan melalui ini semua adalah jalan yang terbaik.
Fensa:”Soal biaya nanti dipikirkan, sekarang biar ibu sehat dulu.”
Noftavia:”Iya dek, tapi mau dapat uang darimana? Seharusnya kita
ikutkan ibu asuransi kesehatan agar tidak tunggang langgang begini.”
Fensa:”Sudah kak, jangan disesali. Kalau sudah rezeki tidak akan
kemana, toh ini ibu kita, ibu yang baik. Dan selalu beramal dengan
sesamanya. Pasti kita diberikan jalan.
Noftavia:”Semoga saja”
Siang ini kedua saudara saling menguatkan satu sama lain, saling
berjanji saat ibu sudah sehat mereka akan memperhatikan hal remeh
sekalipun. Tanpa terkecuali perihal minuman yang dianggap sepele.
Ibu:”Kapan sampai sa?”
Fensa:”Barusan bu.. ibu kenapa tidak mau makan? Nanti gak bisa minum obat, kapan sembuhnya?”
Ibu:”gak apa-apa.”
Fensa:”Ibu selalu saja bilang ‘gak apa-apa’. Yang sakit apa bu? Perutnya sakit kalau makan?”
Pertanyaan ini hanya dijawab dengan gelengan, Fensa semakin sedih.
Wajah dan sekujur tubuh ibunya terlihat penuh keriput. Karen akulit yang
tadinya menggembung karena penumpukan cairan kini tepah kempis dan
meinggalkan bekas. Bekas yang sangat menyakitkan, mencerminkan
penderitaan ibunya yang tidak perbah diungkapkan kepada kedua putrinya.
Setelah seminggu di rumah sakit, akhirnya sang ibu boleh pulang.
Namun setelah melakukan permohonan dengan sangat kepada tim dokter.
Sebab keterbatasan biaya, yang membuat merawat di rumah sakit menjadi
amat sangat berat. Keputusan yang diambil sudah bulat, ibu akan dirawat
di rumah oleh Noftavia. Sebab fensa harus ebkerja untuk mencari biaya
berobat sang ibu setiap bulannya. Semakin hari keadaan ibu memang
semakin membaik, meskipun sejak keluar dari rumah sakit. Sang ibu suda
tidak pernah lagi berpijak di tanah dengan kedua kakinya. Kesehatan itu
mahal harganya, sakit berat seharusnya tetap dijaga asupan konsumsi
hariannya.
Contoh 2
Judul : patuh pada orangtua.
Tema : sosial.
Jumlah pemeran : Drama 3 orang.
1. Tomy
2. Lisa
3. Sinta
Sinopsis drama :
Tomy sedang ngobrol dengan Lisa disebuah taman yang tidak jauh dari
rumah mereka. Tomy dan Lisa adalah dua remaja yang sangat patuh pada
orangtua. Tidak lama kemudian datanglah Sinta. Sinta adalah sosok remaja
yang kurang memperhatikan perintah orangtua dan sering melanggarnya.
Sinta : Eh.. ada apa kok kelihatannya lagi pada serius gitu?
Tomy :Eh kamu Sinta.. nggak kok, Lisa cerita ke aku kalau dia
kemarin disuruh Ibunya untuk beli barang kebutuhan dapur, tapi dia
kelupaan.
Lisa : Iya, Sinta.
Sinta : Terus? Kenapa gitu aja kok kayak jadi masalah serius gitu buat kamu Lisa?
Lisa : Ya iya dong, itu namanya kan aku nggak ngendahin perintah
Ibu aku. Kan nggak baik kalau seorang anak sering nggak memperhatikan
perintah orangtuanya.
Tomy : Betul tu.. harusnya Lisa nggak suka lupa gitu.
Sinta : Yea elah.. kalau cuman gutu aja mah aku sering. Ngapain juga urusan kecil gitu aja kalian pikir ampe segitunya.
Tomy : Kok kamu seperti itu sih Sinta? Ya sudah seharusnya dong
Lisa menyesal, kan itu nggak bagus namannya. Nggak memperdulikan
perintah orangtua.
Sinta : Kalau aku sih, bukan sekali-dua kali saja begituan. Lagian
yang namanya nggak ingat mau gimana lagi. Masak setiap orangtua nyuruh
kita harus dipenuhin, nggak juga kan?
Lisa : Ya harus dong Sinta. Yang namanya orangtua kalau udah nyuruh kita yang kita harus kerjakan.
Tomy : Ah.. aku sih kalau sempat yang aku kerjain, kalau nggak yang nggak.
Lisa : Itu nggak baik Sinta. Itu namanya kamu anak yang tidak patuh
pada perintah orangtua. Kamu harus bisa merubah sikap kamu, ntar kamu
jadi anak yang durhaka lagi.
Tomy : Betul kata Lisa itu Sinta. Kamu harus berubah. Jangan membiasakan diri meremehkan perintah Ibu/Ayah kamu. Nggak baik itu.
Sinta : Iya deh.. aku ngerti.
Pengertian CERPEN beserta contohnya
CERPEN
Cerpen adalah karangan pendek yang
umumnya mengisahkan masalah sederhana.
Ciri-ciri cerpen
Ø Panjang cerita berkisar antara
3 s.d. 10 halaman/kurang dari 10.000 kata
Ø Cerita selesai dibaca dalam
sekali duduk
Ø Cerita hanya memiliki satu
insiden
Ø Konflik yang terjadi tidak
menimbulkan perubahan nasib tokohnya
Ø Cerita hanya memilikisatu alur
Ø Perwatakan digambarkan secara
singkat.
Struktur cepen dibentuk oleh
unsur ekstrinsik dan intrinsik
a.
Unsur ekstrnsik
ü
Latarbelakang
pengarang, seperti pendidikan, kondisi keluarga, jenis kelamin, dan usia
ü
Waktu
dan tempat penulisan karya
ü
Judul
karya
b.
Unsur intrinsik
ü
Tema, adalah pokok pikiran yang
menjiwai keseluruhan cerita
ü
Alur (plot),
merupakan pola pengembangan cerita yang
terbentuk oleh hubungan sebab akibat
Ø
Alur
dibedakan atas:
·
Alur
maju
·
Alur
mundur
·
Alur
campuran
ü
Latar/setting, merupakan tempat, waktu, dan
suasana yang digunakan dalam suatu cerita
ü
Penokohan, adalah cara pengarang
menggambarkan dan mengembangkan karakter tokoh-tokoh dalam
cerita
Ø
Penokohandibedakan atas,
Tokoh sentral
·
Tokoh
protagonis, merupakan tokoh berkarakter baik
·
Tokoh
antagonis, merupakan tokoh berkarakter jahat
Tokoh bawahan
·
Tokoh
tritagonis, merupakan tokoh yang paling dekat/sering muncul dengan
tokoh sentral karakter tergantung cerita
·
Tokoh
pembantu, merupakan tokoh pendukung/tambahan
·
Tokoh
lataran/figuran, merupakan pelengkap jalannya cerita.
ü
Sudut pandang (point of view), adalah posisi pengarang dalam bercerita
Ø
Sudut pandang dibedakan atas:
·
Sudut
pandang orang pertama, yaitu posisi pengarang berada dalam cerita,
ditandai dengan kata aku/saya.
·
Sudut
pandang orang ketiga, yaitu posisi pengarang bearada di luar cerita,
ditandai dengan nama tokoh/peran.
@salah satu sumber menyebutkan
bahwa jenjang SMA hanya dipelajari dua kategori sudut pandang. Dari berbagai
referensi buku bahasa Indonesia sudut padang tergolong ke dalam beberapa
jenis tergantung pengarang buku tersebut, namun hingga sekarang belum adanya
patokan/rujukan standar
ü
Amanat, merupakan pesan berupa
nasehat yang hendak disampaikan pengarang kepada pembaca melalui
karya itu.
Nilai-nilai dalam
cerpen
ü Nilai-nilai budaya berkaitan dengan pemikiran,
kebiasaan, dan hasil karya cipta manusia
ü Nilai-nilai sosial berkaitan dengan tata laku
hubungan antara sesama manusia (kemasyarakatan)
ü Nilai-nilai moral berkaitan dengan perbuatan baik
dan buruk yang menjadi dasar kehidupan manusia
dan masyarakatnya. CONTOH CERPEN:
komedi si bugil & spanduk lusuh
Karya-Ahmad Tohari
Kebanyakan anak muda di kampung kami gemar akan orkes dangdut. Namun tidak ada yang seperti Sontokliwon. Anak muda yang satu ini bukan gemar, dia maniak. Maka Sonto selalu di sana bila ada pentas. Sonto akan berdiri paling depan. Saat yang paling ditunggu adalah ketika penyanyi berdiri di tubir panggung, agak jongkok, dan menawarkan tangan untuk disalami penonton. Kepuasan Sonto tercapai ketika dia menengadah sambil meraih tangan penyanyi. Pada saat seperti itu betis penyanyi hampir menyentuh wajah Sonto. Demikian, Sonto pernah bilang tubuh perempuan adalah keindahan ciptaan Tuhan. Jadi, tidak salah memandangi ke semua bagiannya. Itu pendapat Sonto.Kemarin ketika sedang memperbaiki motornya Sonto diuji: benarkah tubuh perempuan selalu menarik dipandang karena ia ciptaan Tuhan? Pagi itu ada perempuan terlantar lewat. Dia muda dan hampir bugil. Tetapi wajahnya tanpa citra jiwa. Tatapan matanya kosong. Semua pejalan kaki yang berpapasan dengan dia menunduk atau membuang muka. Sonto juga menatapnya sepintas tetapi kemudian membuang muka. Ternyata Sonto tidak setia dengan pendapatnya sendiri selama ini. Entahlah, Sonto merasa tidak nyaman ketika melihat tubuh bugil perempuan terlantar; beda ketika dia melihat tubuh penyanyi dangdut.
Si Bugil terus ke utara, melenggang bebas. Dia tak mengerti orang kampung kami menghendaki dia menutup satu bagian tubuhnya dengan telapak tangan. Dia malah menggunakan tangan untuk memunguti botol plastik di pinggir jalan, lalu membuangnya lagi sambil tertawa. Agak di depan sana perempuan terlantar itu berhenti. Mungkin karena angin dari timur tiba-tiba bertiup lebih kencang. Dahan pohon kenari di dekatnya bergoyang. Sebuah spanduk yang sudah lepas sebelah talinya ikut berayun dan terjurai hampir mencapai tanah. Orang kampung kami tahu spaduk itu sudah berbulan-bulan demikian. Tak ada orang yang mau menyentuh. Semua merasa segan terhadap pemasang spanduk itu, sebuah organisasi politik yang punya barisan pemuda berseragam loreng.
Tentu hanya orang seperti Si Bugil yang tidak tahu apa-apa. Dia tidak tahu siapa pemasang spanduk itu. Dia juga tidak tahu beda pakaian loreng dan pakaian biasa. Maka Si Bugil tidak hanya berani menyentuh spanduk lusuh itu, tetapi bahkan menariknya hingga putus menjadi dua bagian. Satu bagian yang ada di tangan Si Bugil sepanjang dua meteran dan tertera lambang organisasi politik itu. Sesungguhnya lambang itu sudah baur. Namun orang kampung kami pasti tahu lambang organisasi apa gambar itu.
Di kampung kami para perempuan dan gadis menyukai iklan dengan model artis cantik yang tubuhnya hanya bertutup lilitan handuk. Kakinya hampir terbuka penuh. Di atas, dadanya juga setengah terbuka. Syahdan, apakah Si Bugil yang terlantar itu juga ingin secantik model iklan? Apakah dia pernah mengalami suatu masa menjadi perempuan normal yang tentu ingin secantik artis? Seorang gadis kampung kami muncul. Maka dia menjadi saksi bahwa Si Bugil mungkin benar ingin seperti artis cantik dengan handuknya. Gadis kampung kali ini menyaksikan Si Bugil membalutkan potongan spanduk lusuh itu ke tubuh sendiri. Seperti model cantik dengan handuknya, tubuh Si Bugil terbalut dengan spanduk lusuh dari tengah paha naik sampai tengah dada. Di bagian perut Si Bugil ada gambar lambang organisasi politik.
Melihat ulah Si Bugil mata gadis kampung kami membulat dan menyala. Mulutnya terbuka dan kelihatan dia berhenti bernafas. Namun sesaat kemudian dia tergelak keras sambil menekan perut dengan kedua tangan, berbalik dan lari. Boleh jadi dia ingin memanggil teman-teman agar ikut menyaksikan pemandangan yang baginya amat mengesankan. Tetapi yang kemudian datang bukan hanya para gadis melainkan juga orang dewasa laki-laki dan perempuan, juga Sontokliwon. Sonto bahkan langsung mendekati Si Bugil di bawah pohon kenari. Mungkin karena orang-orang mengelilinginya, Si Bugil tak bergerak. Wajahnya tetap tanpa citra jiwa. Matanya yang hampa tak pernah menatap siapa pun.
Sonto yang kelihatan amat bersuka-cita, berjingkrak dengan gerakan semaunya. Dia seperti menahan kegembiraan yang siap meledak. Kedua tangan naik ke atas dengan acungan kedua ibu jari. Sonto berjoget irama dangdut.
“Ini baru bagus, benar-benar bagus, keren banget,” seru Sonto entah ditujukan kepada siapa. “Yang kemarin keluyuran berbugil sekarang sudah bertutup. Apa tidak keren? Iya, kan?”
Tak ada tanggapan. Orang-orang kampung kami membisu. Atau ada satu orang yang tersenyum samar. Semua orang diam dan menunggu. Mata mereka tertuju ke arah Si Bugil yang terus mematut-matut diri dengan potongan spanduk lusuh itu. Ada orang kampung kami yang jakunnya turun-naik. Menelan ludah. Kemudian, diawali dengan satu orang, warga kampung kami mulai berbalik mau meninggalkan tempat. Namun mereka berhenti dan menoleh. Ada motor menderu dan mendadak berhenti hanya setengah meter dari kaki Sonto. Seorang pemuda dengan helm cakil dan celana loreng terburu-buru memarkir motornya. Dia warga kampung kami juga.
“Ada apa ini?” tanya Si Cakil sedetik setelah melepas helmnya. Gerak dan langkahnya amat sesuai dengan celana loreng yang dipakai.
Mulut semua orang kampung kami diam belaka. Kecuali mulut Sonto yang cengar-cengir lalu bersuara rendah dan pelan. “Lah, Cakil sahabat kami, kamu bisa lihat sendiri, bukan?”
Seperti mendengar perintah kepala regunya, pemuda bercelana loreng itu patuh kepada Sonto. Matanya yang tajam kemudian mengarah lurus ke batang pohon kenari kira-kira tujuh langkah di depannya. Di sana Si Bugil masih bergerak mematut diri dan bersikap seperti tak ada siapa pun di sekelilingnya. Sementara orang-orang kampung kami menatap wajah Si Cakil dengan seksama. Wajah yang amat tegang dan merona tetapi seakan buntu. Tangan kanan Si Cakil mengepal seperti mau bertinju. Urat rahangnya menggumpal. Untung suasana yang tegang bisa dimentahkan oleh Sonto. Dia berjoget goyang dangdut dengan asyiknya tepat di belakang punggung Si Cakil.
“Brenti!” Teriak Si Cakil setelah berbalik badan. Wajahnya bertambah merah. “Ini bukan perkara main-main. Kalian jangan anggap enteng. Ini pelecehan terhadap organisasi kami. Siapa yang menyobek spanduk itu? Ayo, siapa?” Leher Si Cakil tegang. Matanya merah menyorot sekeliling.
“Lah, sahabat kami Cakil, sabarlah,” jawab Sonto pelan. “Dia sendiri yang menjambret spanduk itu untuk menutup tubuhnya. Itu bagus kan? Artinya, organisasimu telah menolong menutup aurat satu perempuan terlantar. Iya kan? Jangan tuduh kami. Di sini tidak ada orang yang peduli terhadap spanduk lusuh itu kecuali kamu.”
“Cukup! Aku tidak peduli. Yang jelas martabat organisasi kami sedang dipertaruhkan; simbol kami dijadikan penutup aurat perempuan gila. Kamu Sonto, ambil spanduk itu dari tubuh itu!” Perintah Si Cakil sambil berkacak pinggang. Lagi, sikap Si Cakil sesuai benar dengan celana lorengnya. Tetapi Sonto tetap tenang, sangat tenang.
“Walah-walah, Cakil sahabat kami, sampean ini bagaimana? Aku kamu suruh melepas spanduk itu dari tubuhnya? Menyuruh aku menelanjangi perempuan? Ya tidak lah. Kami tidak mau lagi melihat tubuh itu kembali telanjang. Lagi pula, mengapa bukan kamu sendiri? Spanduk lusuh itu milik organisasimu kan? Ayo, ambillah. Nah, kami akan menyaksikannya.”
Si Cakil mendesis-desis sambil berjalan menghentak-hentakkan kaki. Matanya selalu menghindar dari pohon kenari. Di sana Si Bugil sudah diam. Tetapi tadi dia tersenyum aneh ketika Sonto bergoyang joged di belakang Si Cakil. Barangkali joget Sonto memang amat buruk bahkan di mata orang yang telah hilang kesadarannya. Suasana terasa hambar dan bisu. Kemudian ada perempuan kampung kami yang pergi meninggalkan kerumunan di bawah pohon kenari. Dia berjalan cepat menuju halaman rumah sendiri lalu menarik selembar kain batik dari galah jemuran. Balik lagi ke bawah pohon kenari dan langsung mendekati Si Bugil. Ada irama keibuan keluar dari mulutnya. Lembut sekali.
“Sini, Nak. Sinik, Nak. Kamu pakai kain ini. Yang itu buruk, dilepas saja, ya?”
Semua orang menunggu. Dan semua orang melihat mata Si Bugil tidak bergerak. Ketika permintaan itu diulang, Si Bugil menoleh, tetapi sambil memiringkan badan pertanda menolak. O, perempuan kampung kami itu seorang penyabar dan sangat lembut. Maka dia ulangi lagi permintaannya.
“Pakai kain ini, Nak, nanti kamu akan cantik seperti pengantin baru yang pagi-pagi mandi keramas. Ayo, Nak, sini.”
Demi dahan-dahan kenari yang terus bergoyang ditiup angin dari timur, Si Bugil memberi tanggapan. Matanya yang semula mati tiba-tiba ada percik setitik cahaya jiwa. Ada senyum, senyum apa pun namanya. Kedua tangannya bergerak meraba tepian spanduk yang tergulung di bagian dada. Seperti anak kecil yang mau melepas semua pakaiannya, Si Bugil bergerak apa adanya. Spanduk lusuh mulai melonggar di dada dan kemudian nyaris jatuh. Orang-orang kampung kami menundukkan kepala. Si Cakil membalikkan badan sambil mendesis dan menghentakkan kaki. Hanya Sonto yang lain. Barangkali dia ingin mengembalikan pendapat bahwa tubuh perempuan adalah keindahan ciptaan Tuhan dan tentu boleh dipandang bagian-bagiannya. Tetapi harapan Sonto melihat keindahan itu gagal. Perempuan kampung kami lebih cepat bergerak menutup tubuh Si Bugil dengan kain batik yang dibawanya. Dan benar, Si Bugil tampak lebih pantas meski tidak secantik pengantin baru yang pagi-pagi harus mandi keramas.
Perempuan kampung kami menarik keluar spanduk lusuh yang berlambang organisasi politik itu dari bawah kedua selangkang Si Bugil lalu menjulurkannya ke pada Si Cakil.
“Ambil ini. Kami, bahkan Si Bugil tidak membutuhkannya.”
Si Cakil hanya menatapnya dengan sudut mata, mendesis, lalu mengambil motornya, dan pergi. Orang-orang kampung kami bubar sambil membawa tawa masing-masing. Hanya Sonto yang tinggal. Ia bergoyang joget begitu asyik di hadapan Si Bugil yang entah mengapa kali ini dia bisa tersenyum. []
AHMAD TOHARI
Seorang novelis terkemuka. Menulis cerpen, novel, dan esai. Lahir di Banyumas, 13 Juni 1948. Dia telah menerbitkan paling tidak 13 karya, berupa novel dan kumpulan cerpen. Yang sangat terkenal tentu saja novel Ronggeng Dukuh Paruk. Novel ini telah diadaptasi ke dalam film. Karya-karyanya diterbitkan juga dalam berbagai bahasa seperti Jepang, Tionghoa, Belanda, Inggris, dan Jerman. Dia mendapat sejumlah penghargaan, di antaranya SEA Write Award, 1995. Kini tinggal di Banyumas, Jawa Tengah.
sumber:
http://akfil88.blogspot.co.id/2015/01/materi-pembelajaran-kelas-xi-sma.html
http://horison-online.com/cerpen/41-komedi-si-bugil-dan-spanduk-lusuh.html
Subscribe to:
Posts (Atom)