Friday, September 15, 2017

Musikalisasi Puisi Walau Setetes Darah

Musikalisasi Puisi Walau Setetes Darah

Lagi selancar di Youtube, menemukan video ini.
Subhanallah. Hati saya tergetar menyaksikan adik-adik SMU Jakarta ini membacakan puisi Aspar Paturusi “Walau Setetes Darah”. Dari keterangan yang ada, dikatakan bahwa puisi ini dibaca di acara Pesta Seni Pelajar Tingkat DKI Jakarta, Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta yang diselenggarakan di Graha Bakti Budaya (GBB), Taman Ismail Marzuki. Agak disayangkan, keterangan di halaman Youtube ini kurang lengkap, sehingga kita tidak tahu ini anak-anak SMU mana, dan tanggal berapa acara tersebut berlangsung. Melihat tanggal uploadnya, 14 Okt 2011, saya rasa acara tersebut berlangsung tak jauh sebelum tgl tsb.

Walau Setetes Darah
ada setetes darah
terjerembap di jalanan
ada setitik air mata

tersungkur di atas darah
darah ini darah siapa
airmata ini airmata siapa
hanya langit mendung memayunginya

tapi bumi tahu siapa yang empunya
jangan bersedih dedaunan
kicaumu jangan sendu hai burung
darah itu menetes dari roh nurani

butir airmata adalah belaian damai
jangan biarkan darah itu mengering
jangan abaikan titik airmata itu
walau cuma setetes darah dan airmata

dari sini awal kemerdekaan
dikumandangkan

Oleh Aspar Paturusi,
Jakarta, Agustus 1996.

link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=XbutaJVGIno

puisi panggilan rindu 1-karya angga nugraha malik

PANGGILAN RINDU 1 
oleh: angga nugraha malik


Iya..
Inilah panggilan rindu..
Menyayat waktu dan mengikis ruang..
Dan terkadang memaksakan kehendak..
Iya..
Inilah panggilan rindu..
Suplemen penambah kasih sayang..
Namun terkadang berawal dari asupan nafsu..
Iya..
Inilah panggilan rindu..
Menyisir ke dalam jiwa..
Bahkan terkadang menggunting ketenangan..
Aku, engkau, kita..
Tak peduli dia dan mereka..
Mulailah menata maaf..
Lalu buanglah sisa-sisa kehinaan..

Garut,12 juli 2016

puisi Sebelas tiga puluh oleh angga nugraha malik

Sebelas tiga puluh
oleh: angga nugraha malik
Foto Angga Nugraha Malik.
Sebelas tiga puluh..
Bermandikan surya di sekujur tubuh..
Melangkah penuh yakin di tengah keraguan..
Mendaki penuh harap di tengah kebingungan..
Inilah langkah kita..
Bernyanyikan desiran pasir di tengah kemarau..
Inilah dakian kita..
Bersambutkan rimbunan ilalang di tengah angin mengguruh..
Gemercik air menggigit daun telinga..
Menggaruk rasa dahaga..
Menahan perjalanan yang tengah berkata..
Sejenak terhenti tergoda rayuannya..
Nyanyian pasir pendingin telinga..
Tarian ilalang pencerah mata..
Berhiaskan gemercik air di tengah lukisan surya..
Berpadu menjadi siluet penutup cerita..
garut,13 september 2017

profil singkat pengarang:
angga nugraha malik, pemuda berkelahiran garut,29 April 1998 ini merupakan seorang mahasiswa di salah satu perguruan tinggi swasta di garut, walaupun bukan berkecimpung khusus di bidang sastra, namun kegemarannya akan sastra menghasilkan beberapa karya berupa puisi yg cukup unik dan kritis, beberapa di antaranya telah di publikasikan di sangsenimankata.blogspot.com
facebook:https: www.facebook.com/angga.nugrahamalik.7