adalah peristiwa yang telah terjadi dan dapat dibuktikan.
Opini
adalah pendapat, pendirian, dan pandangan seseorang terhadap suatu hal.
Editorial/tajuk rencana
adalah artikel yang
menyajikan pendapat surat kabar terhadap suatu isu. Artikel ini
mencerminkan suara mayoritas dari para dewan redaksi, dewan redaksi
surat kabar terdiri dari editor dan manajer bisnis. Editorial biasanya unsigned atau diterbitkan tanpa byline (nama penulis) karena editorial mewakili pendapat surat kabar, bukan penulis.
Contoh fakta
Ø Hari ini hujan turun sangat lebat
Ø kabupaten kep.seribu termasuk kedalam provinsi DKI jakarta
Ø Tsunami Aceh terjadi pada 26 Desember 2004
Ø Presiden RI yang kesatu adalah Ir.Soekarno
Ø BANDUNG merupakan ibukota provinsi jawa barat
Contoh opini
Biasanya kalimat opini menggunakan kata-kata berikut ini: seandainya, sebaiknya, sepantasnya, seyogyanya, hendaknya, menurut saya, mungkin saja dll.
Ø Siswa yang tidak bisa dibina lagi, sebaiknya dikembalikan kepada orang tua.
Ø Hendaknya siswa menjaga kebersihan kelas masing-masing
Ø kasus kesalahan cetak bendera indonesia terbalik pada SEA GAMES2017 oleh malaisya sebaiknya ditanggapi dgn kepala dingin oleh rakyat indonesia agar tdk mudah emosi
Contoh editorial
Contoh ke 1: Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan
Pendidikan telah menjadi kebutuhan semua manusia dan menjadi kunci bagi kemajuan sebuah bangsa. Tentu saja kita sadar bahwa dengan pendidikan yang berkualitas, kesempatan untuk sejajar dengan bangsa lain yang sudah lebih maju kian besar. Tetapi nyatanya kualitas pendidikan di Negara ini tidak sebagus negara lain.Lembaga pendidikan mengupayakan berbagai cara untuk menciptakan lulusan yang berkualitas untuk mengantisipasi perubahan dan tantangan yang semakin sulit. Keberhasilan tidak lepas dari segala kondisi.
Nah untuk mencapai keberhasilan meningkatnya mutu pendidikan maka dilakukan beragam upaya dengan sungguh-sungguh untuk mencari solusi dari permasalahan yang akan dihadapi.
Usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan menjadi penting dalam rangka menjawab tantangan Globalisasi, Kemajuan IPTEK, dan pergerakan tenaga ahli yang sangat masif.
Lembaga pendidikan dituntut untuk bisa melahirkan keluaran pendidikan yang berkualitas karena perlombaan antar bangsa berlangsung sangat sengit dan intensif. Sehingga mempunyai keahlian dan kompetensi profesoinal yang siap menghadapi kompetisi global.
Di era teknologi seperti sekarang, guru tidak satu-satunya sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Tapi peran guru sudah berubah menjadi motivator, fasilitator, dan dinamisator. Bahkan ada internet yang didalamnya membuat banyak web yang menyediakan materi belajar.
Dalam keadaan seperti inilah diharapkan guru memberikan peran lebih besar karena peran pendidik tidak bisa digantikan oleh siapapun dan apapun di sera apapun.
Sehingga untuk melakukan peran tersebut secara efektif maka diperlukan peningkatan langkah dan usaha yang jelas dan tepat. Beberapa usaha peningkatan kualitas pendidikan merupakan tantangan terbesar yang harus segera dilakukan oleh pemerintah.
Contoh ke 2: Trafficking di Aceh Sudah Bersindikat
Kasus-kasus trafficking di daerah ternyata sudah sangat memprihatinkan. Dan, sudah pantas pula menimbulkan kerisauan dan kecemasan kita sebagai masyarakat yang menjujung tinggi nilai-nilai kemanusian yang beradab.
Kasus dugaan perdagangan manusia paling baru terungkap dan sangat mencengangkan kita semua adalah menimpa dua wanita belia asal Banda Aceh. Dua wanita “bau kencur” itu kepada polisi mengatu telah menjadi korban trafficking yang sempat dijadikan budak seks di Singapura. Lebih mencengangkan lagi, setelah menerima laporan itu, polisi menangkap dua wanita muda (Mi dan Ay) yang diduga sebagai jaringan seorang mucikari di Negeri Singa.
Awalnya, orang tua korban melaporkan anak gadis mereka yang masih berusia 16 tahun menghilang dari rumah. Kemudian diperoleh info dari warga setempat melihat kedu gadis belia itu pergi dengan dua wanita yang diyakini adalah Mi dan Ay.
Menurut data kepolisian, Mi dan Ay berstatus wanita panggilan dan pernah bekerja di sebuah salon di kota Banda Aceh. Mi yang asal aceh tamiang diduga sebagai otak pelaku dalam kasus yang menimpa dua belia tadi.
Modusnya, Mi meminta Ay mencarikan gadis-gadis Aceh yang lugu, cantik, putus sekolah, dan memilikiri riwayat keluarga bermasalah. Ay menemukan kriteria itu pada dua gadis belia tadi sehingga semua rencana berjalan lancer hingga tiba di Singapura. Lalu, Mi menyerahkan kedua belia itu kepada seorang laki-laki diduga mucikari. Kedua gadis lugu tadi diharuskan melayani 110 pria hidung belang sebagai pengganti biaya yang telah dikeluarkan selama perjalanan dari Aceh ke Singapura. Tapi Mid an Ay yang sudah menjadi tersangka membantah pengakuan korban.
Yang harus menjadi perhatian adalah apa yang dikatakan Kadiv Humas Polda Aceh, Kombes Pol Gustav Leo. Ia mengingatkat bahwa kasus perdagangan manusia (trafficking) seperti fenomenal gunung es. Kejahatan itu rentan menimpa anak-anak dan perempuan , terutama masyarakat yang memiliki pendidikan rendah, latarbelakang keluarga bermasalah serta memiliki kepribadian yang polos.
Guna mencegah jatuhnya korban lebih banyak, maka semua pihak agar lebih waspadaterhadap orang-orang yang menjanjikan pekerjaan kelua negeri dengan iming-iming gaji besar. Begitu juga terhadap keluarga yang mempunyai anak gadis, agar ekstra hati-hati jika anak gadis mereka ditawari peluang kerja untuk menompang ekonomi keluarga. “harusnya ada kecurigaan terhadap orang-orang yang kesannya mau membantu sepenuhnya. Karena dibalik bantuan tentu ada apa-apnya, “kata Gustav.
Ya, dalam kondisi ekonomi yang semakin sulit ini, ditambah lagi biaya pendidikan kian mahal dan lapngan kerjasangat terbatas, maka akan banyak anak usia muda, khususnya gadis remaja yang gampang terbujuk kerja keluar negeri, apalagi iming-iming gaji besar, seperti dialami dua belia tadi.
Karena itu, masyarakat sangat menunggu langkah-langkah dari pemerintah mengatasi trafficking. Dan pihak kepolisian harus didukung dalam mengungkap kasus-kasus yang sudah terjadi, sebab ternyata trafficking di sini sudah bersindikat alias berjaringan antarnegara.
Contoh ke 3: Perlukah Ujian Nasional Online Diadakan?
Beberapa bulan lagi ujian nasional akan dilaksanakan di tingkat SD hingga SMA. Nah Kemendikbud menambahkan aturan baru yaitu pelaksanaan ujian nasional secara online di beberapa sekolah.Dilihat dari keadaan dan situasi lapangan saat ini, rencana ini belum tepat dan perlu dipertimbangkan kembali karena permasalahan seperti infrastruktur yang belum merata dan kurangnya pengetahuan dari tenaga ahli di beberapa sekolah.
Padahal hal ini sangatlah baik. Jika pelaksanaan ujian nasional online tetap dilaksanakan, maka beberapa sekolah akan kesulitan karena tidak adanya infrastruktur yang memadai seperti komputer, akses internet, dan listrik.
Coba bayangkan ketika ada sebuah sekolah yang mempunyai 250 siswa yang akan mengikuti ujian nasional, maka berapa jumlah komputer yang dibutuhkan oleh pihak sekolah untuk melaksanaan ujian nasional ini.
Tentunya membutuhkan komputer yang banyak. Dan apabila tetap dipaksakan maka salah satunya yaitu dengan menggunakan komputer secara bergiliran. Tetapi hal ini rentan akan timbulnya kecurangan dalam ujian nasional.
Selain itu kurangnya tenaga ahli di beberapa sekolah juga menjadi masalah, karena pasti beberapa sekolah akan bingung dalam pelaksanaan karena tidak mengerti bagaimana melaksanakannya.
Sudah semestinya jika pemerintah ingin melaksanakan ujian nasional secara online, pemerintah harus menjamin ketersediaan infrastruktur yang mendukung serta tidak terburu-buru dalam melaksanakannya.
Pemerintah juga harus melakukan sosialisasi langsung ke sekolah-sekolah yang jauh sebelum ujian nasional agar tidak menimbulkan masalah seperti yang telah diuraikan diatas.
Itulah 3 contoh teks editorial atau contoh tajuk rencana ini yang kami ambil dari beberapa sumber dan telah mengalami perubahan.
No comments:
Post a Comment